Pondasi tiang pancang (pile foundation) merupakan salah satu jenis struktur pondasi yang banyak digunakan, sebab lebih kokoh dibanding tipe lainnya. Berdasarkan materialnya, jenis tiang pancang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe yang paling populer digunakan di Indonesia.
Salah satu keunggulan dari struktur ini adalah pemasangannya yang mudah dan tidak butuh banyak galian. Meski materialnya dapat berbeda-beda, namun fungsi dasarnya tetap sama, yaitu menerima dan menyalurkan beban dari struktur bangunan ke tanah penunjang.
Pemasangan tiang pancang merupakan salah satu proses awal saat membangun rumah. Untuk itu, kenali Proses Awalan Pembangunan Rumah yang Wajib diperhatikan lainnya supaya bangunan rumah Anda kokoh karena proses awalan pembangunan rumah sangat menentukan hasil akhir.
3 Jenis Tiang Pancang yang Paling Populer di Indonesia
Pada dasarnya, ada beberapa tipe tiang pancang yang dapat digunakan untuk konstruksi bangunan. Namun di Indonesia, tipe tiang pancang yang paling populer dan paling banyak digunakan adalah sebagai berikut.
1. Timber Pile (Tiang Pancang Kayu)
Sesuai namanya, tiang pancang kayu terbuat dari material kayu yang digunakan sebagai pondasi berbentuk pile (tiang). Namun, tidak sembarang kayu bisa digunakan sebagai material tiang pancang.
Umumnya, kayu yang digunakan memiliki karakteristik kuat, keras, dan tahan terhadap pelapukan tanah sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu lama. Biasanya, material ini digunakan untuk menyangga rumah panggung, rumah tradisional, rumah adat, atau rumah di area pesisir laut dan sungai
Adapun contoh jenis kayu yang paling banyak digunakan di pondasi yaitu kayu ulin atau biasa disebut kayu besi. Kayu ini memiliki material yang kuat dan tahan lama, anti rayap, serangga, tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban, dan air laut. Maka dari itu, kayu ini cocok digunakan sebagai pondasi lahan basah atau rumah di area pesisir.
2. Steel Pile (Tiang Pancang Baja)
Selanjutnya, ada tiang pancang baja yang terbuat dari bahan logam besi baja. Sehingga, durabilitas atau ketahanan dari tiang pancang baja lebih baik dari material kayu. Selain itu, beban yang diterima juga akan terbagi secara lebih merata. Anda bisa mendapatkan bahan ini di KPS Steel.
Berdasarkan penggunaannya, jenis tiang pancang baja dapat diklasifikasikan lagi menjadi 2 tipe, yaitu tiang pancang dangkal dan tiang pancang dalam. Berikut perbedaannya:
Tiang pancang dangkal umumnya digunakan untuk struktur bangunan sederhana yang memiliki jumlah lantai sedikit, misalnya rumah/hunian atau fasilitas komersial sederhana.
Tiang pancang dalam digunakan untuk struktur bangunan yang lebih besar, misalnya gedung bertingkat atau bangunan berlantai banyak seperti apartemen.
Salah satu keunggulan dari tiang pancang baja adalah materialnya lebih kokoh dan mampu meredam guncangan dari dalam tanah. Selain itu dalam hal dimensi, berat, dan bentuk antara satu komponen dengan komponen lainnya juga lebih seragam, sehingga mempermudah mobilitas dan proses pemasangan.
3. Concrete Pile (Tiang Pancang Beton)
Jenis tiang pancang yang selanjutnya adalah concrete pile yang terbuat dari material beton (concrete). Tipe tiang pancang beton adalah salah satu yang paling banyak digunakan di Indonesia, sebab lebih kokoh dan tahan lama dibanding tipe tiang pancang konvensional.
Tiang pancang beton dapat dicor langsung di tempat konstruksi, ataupun dibuat di pabrik sebagai precast pile. Karena dibuat dari beton maka bentuk concrete pile lebih fleksibel dan dapat dibuat menjadi 3 jenis bentuk sebagai berikut:
Triangular pile (bentuk segitiga), merupakan jenis minipile yang biasa digunakan sebagai penyangga pondasi untuk jembatan, gedung, dermaga, dan lain sebagainya.
Spun pile (bentuk bulat/silinder), biasa disebut sebagai paku bumi sebab paling sering digunakan untuk tiang pondasi modern pada jembatan, gedung, dan konstruksi lainnya.
Square pile (bentuk persegi/persegi panjang), adalah jenis tiang pancang tertua di dunia yang luas penampangnya sama dengan panjang tiang keseluruhan, serta memiliki kapasitas beban lebih tinggi. Umumnya berbentuk persegi, dan banyak digunakan untuk membangun infrastruktur.
Kualitas tiang pancang beton juga dipengaruhi oleh material dan mutu atau kualitas beton yang spesifikasinya harus mengikuti standar SNI. Selain itu, tiang pancang beton membutuhkan komponen tulangan besi ulir berkualitas, yang bisa diperoleh dari KPS Steel.
Tahapan Metode Pemasangan Tiang Pancang
Karena berukuran lebih besar, maka metode pemasangan pondasi tiang pancang sedikit berbeda dari pondasi biasa. Pondasi biasa umumnya dibuat dengan cara menggali area tanah, sedangkan pondasi dengan tiang pancang harus ditancapkan langsung ke tanah bagian bawah bangunan.
Meskipun demikian, metode pemasangannya cenderung lebih mudah dibanding pondasi biasa sebab dapat dilakukan dengan bantuan mesin. Adapun tahapan pemasangan tiang pancang sebagai pondasi adalah sebagai berikut.
1. Analisis dan Perhitungan Tiang Pancang
Sebelum dipasang, tiang pancang perlu dihitung terlebih dahulu daya dukungnya sebagai pondasi. Perhitungan daya dukung didasarkan pada karakteristik tanah, dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan tipe, dimensi, dan kedalaman pondasinya.
2. Tahap Persiapan
Setelah mengetahui jenis tiang pancang, dimensi, dan kedalaman pondasi yang diperlukan, maka dilanjutkan dengan memulai tahap persiapan. Setiap tiang pancang yang akan dipasang harus diberi tanda serta tanggal pengecoran secara jelas.
Kemudian, dilakukan pemindahan tiang ke lokasi secara hati-hati untuk menghindari retak berdasarkan rencana urutan pemancangannya. Untuk menandai lokasi, ditancapkan patok pada titik pancang yang sudah ditentukan.
3. Proses Pengangkatan
Umumnya, proses pengangkatan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu terdiri atas pengangkatan pile untuk disusun dengan dua tumpuan, serta pengangkatan dengan satu tumpuan.
Pengangkatan dengan dua tumpuan dilakukan saat menyusun tiang pancang beton dari pabrik ke trailer serta dari trailer ke lokasi. Sedangkan, pengangkatan dengan 1 tumpuan digunakan ketika tiang sudah siap untuk dipancangkan oleh mesin pemancang sesuai titik yang ditandai.
4. Proses Pemancangan
Setelah melakukan proses persiapan dan pengangkatan tiang, proses selanjutnya adalah pemancangan. Proses ini membutuhkan mesin (alat pancang) yang ditempatkan sedemikian rupa sesuai patokan titik pancang.
Setelah mendudukkan tiang sesuai titik angkat yang disediakan pada setiap lubang, pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer (palu pancang) secara kontinyu. Proses ini dilakukan terus menerus sampai seluruh kepala tiang terpasang sempurna.
5. Pengontrolan (QC)
Tahap terakhir adalah pengontrolan atau Quality Control (QC) terhadap kualitas tiang. Aspek yang perlu dikontrol meliputi kondisi fisik, toleransi pemasangan, penetrasi tiang, hingga final set.
Kondisi fisik tiang harus tetap kokoh, ditandai dengan permukaan yang tidak retak atau rusak. Selain itu, toleransi penyimpangan vertikalisasi tiang juga diperiksa secara berkala, tidak boleh lebih dari standar.
Untuk penetrasi, setiap tiang yang akan dipancang harus diberi tanda untuk memeriksa penetrasinya setiap jarak setengah meter. Setelah mencapai final set sesuai perhitungan, barulah tahap pemancangan menggunakan mesin bisa dihentikan.
Di antara berbagai tipe tiang pancang, salah satu jenis yang paling direkomendasikan adalah tiang pancang beton, sebab lebih kokoh dan tahan lama. Selain itu, proses pemasangan tiang pancang beton juga cukup mudah, bisa dibantu menggunakan alat atau mesin.
Agar lebih paham terkait proses pembangunan rumah, Anda patut kenali 12 Jenis Pondasi Rumah yang Wajib Anda Pahami. Nantinya, Anda bisa menentukan jenis pondasi mana yang paling sesuai dengan lingkungan maupun faktor lainnya yang memengaruhi bangunan rumah Anda.
Untuk membuat pondasi dengan jenis tiang pancang bermaterial beton, Anda butuh besi tulangan yang kuat dan sesuai mutu spesifikasi standar. Rekomendasi terbaiknya adalah produk besi beton dari KPS Steel Group, distributor dan supplier produk besi berkualitas untuk berbagai konstruksi bangunan.