Baja struktural saat ini semakin banyak digunakan sebagai pondasi bangunan, baik untuk pabrik maupun perumahan. Jenis baja ini diolah dari pengolahan berbagai logam yang dipadukan menjadi satu, beberapa komponennya seperti baja, mangan, dan karbon.
Dalam proses pembentukannya digunakan berbagai metode sehingga terbagi atas berbagai jenis dan sifatnya. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis, sifat, dan prosesnya Anda bisa melihat penjelasan berikut ini.
Pada umumnya, baja struktural terdiri atas beberapa elemen yang ada di dalamnya, yaitu balok, kolom, batang tarik. Elemen pembentuk inilah yang membuat jenis baja ini memiliki beberapa kelompok dan fungsi berbeda dalam bidang konstruksi.
Jenis-jenis Baja Struktural
Steel structure dibuat dengan bahan utama dari karbon, mangan, logam campuran, dan berbagai zat kimia tertentu agar ketahan serta kekuatannya bertambah. Berikut beberapa jenisnya berdasarkan fungsi di bidang konstruksi:
1. Wide Flang (WF)
Dikenal juga dengan nama H-Beam yaitu logam yang dipergunakan untuk pembuatan kolom. Biasanya dimanfaatkan untuk pembuatan tiang pancang, balok tiang, bottom choed member atau untuk bagian top (truss).
Untuk pengaplikasian di lapangan disesuaikan ukurannya dengan kebutuhan konstruksi. Bisa juga dibuat untuk composite beam/coloum, kanti liverkanopi, dan lain sebagainya.
2. U Channel atau Kanal U/UNP
Jenis ini memiliki lekukan di setiap sisi sehingga sering disebut sebagai kanal U atau profil U. Kegunaannya hampir sama seperti WF, tapi memang jangar digunakan untuk bagian kolom. Namun, digunakan untuk struktur yang perlu lekukan di bagian ujung.
3. C Channel atau Kanal C/CNP
Jenis ini biasanya digunakan untuk penutup atap atau purlin, juga pada bagian girts atau elemen lain dengan fungsi sebagai pemegang penutup dinding, contohnya metal sheet.
Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebutnya adalah balok purlin, profil C, atau kanal C. Banyak juga bangunan arsitektural memanfaatkannya untuk membuat bentuk estetik sebuah bangunan.
4. Rectangular Hollow Section
Jenis baja struktural ini digunakan sebagai rangka arsitektural untuk bagian ceiling atau partisi gipsum. Namun, juga sering dipakan pada bagian non struktural. Dalam dunia arsitektural sering disebut sebagai besi hollow, profil persegi, atau baja CNP.
5. Steel Pipe
Baja satu ini dapat digunakan untuk mendukung komponen arsitektural (berbentek eksposed), bracing, secondary beam, atau kolom arsitektural. Karena bentuknya mirip silinder dan memiliki nilai seni.
Sifat dari Baja Struktural
Selain jenis dan fungsinya, steel structure juga memiliki sifat-sifat khusus yang membedakannya dengan jenis logam lainnya. Berikut beberapa sifat yang dimiliki oleh steel structure:
1. Sifat Mekanis
Yaitu kemampuan bahan dalam memberikan gaya berlawanan apabila diberi muatan/beban. Hal ini memperlihatkan bagaimana kemampuan bahan pembentuk menyokong beban dari luar.
2. Sifat Renggangan
Baja struktural juga memiliki sifat renggangan elastis, yaitu sifat paling penting dalam hal kekuatan daya tarik. Apabila beban ditempakan akan mengalami renggangan awal dan jika dilepas kembali ke bentuk semula.
Sifat renggangan ini akan memengaruhi pengaplikasian steel structure di bangunan. Oleh sebab itu, pemilihan bahan material harus disesuaikan dengan peletakan baja tersebut dan fungsinya pada bangunan.
Sifat-sifat yang dimiliki sebuah steel structure sangat tergantung dari bahan pembentuknya, yakni elemen dalam steel structure itu sendiri. Bukan hanya memengaruhi daya tahan, tapi juga harga, kualitas, dan penggunaannya.
Baca Juga: Mengenal Produk Baja Berstandar SS 400
Proses Pembentukan yang Memiliki Pengaruh Besar
Proses pembentukan memiliki pengaruh besar untuk menghasilkan elemen baja. Ada dua jenis proses yang digunakan yaitu hot-rolling dan cold-rolling. Untuk lebih jelas berikut penjelasannya:
1. Hot-Rolling (Penggilingan dengan Pemanasan)
Proses pembentukan baja struktural yang pertama adalah menggunakan sistem penggilingan dengan pemanasan. Bongkahan baja akan dipanaskan dalam jumlah banyak hingga merah menyala. Kemudian masuk ke dalam mesin penggiling.
Ketika masuk dalam mesin penggiling inilah baja dicetak menjadi ukuran tertentu, misalnya 0,5 x 0,5 m, bisa juga dibuat menjadi ukuran lebih kecil atau bentuk tertentu. Proses pembentukan akan tergantung dari jenis steel structure yang ingin dihasilkan.
Proses pembentukan menggunakan hot-rolling ini bisa dikatakan sebagai tahap awal proses pembuatan baja struktural. Kemudian untuk membuat bentuk tertentu digunakan proses cold-forming.
2. Cold-Forming (Pembentukan dengan Pendinginan)
Setelah proses pemanasan dan penggilingan menjadi lembaran baja panas, lalu masuk ke proses pembengkokan atau pelipatan ke dalam penampang struktur melintang. Proses pembentukan dengan pendinginan ini lebih sederhana dan disesuaikan peruntukkannya.
Kebanyakan digunakan untuk membentuk elemen sekunder pada struktur atap, seperti purlin atau dibentuk sebagai sistem lapisan tumpuan. Tergantung dari masing-masing penampang yang digunakan pada proses pendinginan baja struktural.
Setelah proses pemanasan dan pendinginan inilah, dihasilkan steel structureyang dapat digunakan untuk komponen struktur. Bagi struktur bangunan utama, seperti tiang dan pondasi, atau struktur sekunder, seperti penampang atap atau gipsum.
Penggunaan kayu sebagai pondasi struktur bangunan saat ini semakin jarang digunakan. Selain karena bahan baku yang semakin sulit ditemukan, penggunaan baja struktural dianggap lebih mudah dan kuat dibandingkan struktur kayu.
Baca Juga: Mengenal Jenis-Jenis Baja dan Kegunaannya
Jika Anda tertarik untuk mempelajari informasi yang lebih lengkap mengenai beragam jenis besi, kunjungi blog kami untuk info terbaru.
Kunjungi juga laman produk kami untuk informasi mengenai besi hollow galvanis dan pipa galvanis. Anda juga dapat melakukan pemesanan secara online, klik link ini untuk pemesanaan.