Cara menghitung volume bekisting kolom sangat penting untuk diketahui dalam proses konstruksi bangunan. Hal ini karena volume bekisting kolom akan menentukan berapa banyak jumlah material kayu maupun besi yang nantinya dibutuhkan ketika pengecoran.
Oleh karena itu, bekisting atau cetakan kolomnya harus direncanakan sedemikian rupa agar sesuai dengan kebutuhan. Namun sebelum itu, sebaiknya kenali apa itu bekisting dan bagian-bagiannya terlebih dahulu. Anda juga perlu mengetahui jenis-jenis bekisting untuk pembangunan yang lebih maksimal.
Pengertian Bekisting Kolom dan Fungsinya
Bekisting adalah sebuah struktur sementara yang terbuat dari material kayu, besi, atau bahan lainnya. Struktur ini digunakan untuk menopang atau mendukung bagian dari konstruksi beton agar betonnya bisa mengeras dengan baik, dan biasanya dipasang pada sekeliling kolom beton lalu diperkuat menggunakan paku atau baut.
Artinya, fungsi utama dari struktur bekisting adalah untuk membentuk dan menahan beban berat pada beton saat proses pengecoran. Nantinya, bekisting tersebut akan diisi dengan adukan beton hasil pengecoran, lalu dibuka setelah betonnya mengering sesuai standar.
Bekisting dalam konstruksi bangunan dapat terbagi lagi menjadi 3 jenis, yaitu bekisting kolom, sloof, dan pondasi. Sesuai namanya, bekisting kolom adalah bekisting yang digunakan untuk membuat kolom (struktur beton bertulang di atas pondasi).
Sedangkan bekisting sloof digunakan untuk membentuk balok pengikat atau penghubung antar kolom, dan bekisting pondasi untuk membentuk pondasi penopang bangunan. Namun, ketiga jenis bekisting tersebut memiliki fungsi serupa, yaitu untuk membentuk beton.
Bagian-bagian Bekisting Kolom
Bekisting kolom terdiri dari beberapa bagian yang saling terhubung dan bekerja sama untuk membentuk struktur yang diinginkan. Sebelum mengetahui cara menghitung volume bekisting kolom, ketahui dulu apa saja bagian-bagiannya berikut ini:
1. Sepatu Kolom (Kicker)
Sepatu kolom atau kicker adalah bagian yang terletak di bagian bawah bekisting kolom dan berfungsi sebagai penahan dan penopang sementara beton kolom yang sedang dicor.
Sepatu kolom biasanya terbuat dari besi atau baja dan ditempatkan dengan posisi yang tepat dan stabil agar dapat menahan beban beton kolom dengan baik. Untuk itu, dibutuhkan material yang berkualitas, seperti besi beton atau baja tulangan KPS Steel.
2. Panel Bekisting (Shutter)
Panel bekisting atau shutter adalah bagian yang digunakan untuk membentuk permukaan luar kolom. Panel ini biasanya terbuat dari bahan yang cukup kuat dan tahan air, seperti kayu lapis (plywood/tripleks) atau plastik, dan harus dipasang dengan presisi agar beton kolom dapat dicor dengan bentuk yang tepat.
3. Penyangga (Bracing)
Penyangga atau bracing adalah bagian bekisting kolom yang berfungsi untuk memberikan dukungan dan kestabilan selama proses pengecoran. Karena itu, penyangga biasanya terbuat dari bahan yang kuat dan fleksibel, seperti kayu atau besi.
Selain itu, komponen penyangga ini juga harus ditempatkan dengan presisi pada posisi yang tepat untuk memastikan bekisting kolom tetap stabil dan aman selama proses pengecoran.
4. Penguat (Strut)
Penguat atau strut bekisting terdiri atas penguat tegak (vertical strut) dan penguat datar (horizontal strut). Keduanya berfungsi memberi dukungan pada bekisting kolom, baik secara vertikal maupun horizontal.
5. Klem Pengatur
Selanjutnya, ada klem pengatur yang berfungsi untuk mengatur posisi panel bekisting agar sesuai dengan desain dan ukuran kolom yang nantinya akan dibuat. Seperti bagian lainnya, komponen ini juga biasanya terbuat dari material besi atau baja.
6. Balok Penunjang (Ledger Beam)
Ini adalah bagian yang berfungsi memberikan dukungan pada panel bekisting selama proses pengecoran. Bagian ini biasanya terbuat dari material kayu atau besi.
7. Lubang Pembersih (Clean Out)
Terakhir, ada lubang untuk membersihkan kotoran di dalam kolom (clean out) yang terletak pada dasar panel bekisting atau shutter. Fungsinya adalah untuk memudahkan pembersihan bagian dasar kolom sebelum memulai proses pengecoran.
Cara Menghitung Volume Bekisting Kolom
Cara mengetahui volume bekisting kolom yang dibutuhkan sebenarnya bisa dilakukan dengan perhitungan sederhana. Berikut ini langkah-langkah menghitung yang bisa Anda ikuti:
1. Mengukur Dimensi Kolom
Langkah pertama dalam cara menghitung volume bekisting kolom (V) adalah dengan mengukur dimensi kolomnya terlebih dahulu, agar ukuran bekisting yang akan digunakan bisa diketahui.
Dimensi kolom dapat diukur menggunakan meteran, penggaris, atau alat pengukur lainnya. Ukuran yang harus diukur meliputi panjang (P) dan lebar (L), tinggi (T), hingga ketebalan dinding kolom jika perlu.
2. Menghitung Keliling Kolom
Setelah mengetahui dimensi kolom, tahap selanjutnya untuk cara menghitung volume bekisting kolom adalah menghitung keliling kolom. Langkah ini diperlukan untuk menentukan berapa volume bekisting dan total kebutuhan jumlah materialnya.
Cara menghitung keliling kolom (K) tergantung pada bentuk kolomnya. Misal jika kolomnya berbentuk balok, maka kelilingnya bisa dihitung dengan rumus 4 x (P + L + T). Contoh, jika panjang baloknya adalah 4 m, lebarnya 3 m, dan tingginya 0,5 m, maka total kelilingnya adalah: 4 x (4 + 3 + 0,5) m = 30 m.
3. Menghitung Luas Permukaan Kolom
Cara menghitung luas permukaan kolom adalah dengan mengalikan keliling kolom dengan tinggi kolom. Misalnya, jika keliling kolom adalah 30 meter dan tinggi kolom adalah 0,5 meter, maka luas permukaan kolom adalah: 30 m x 0,5 m = 15 meter persegi (15 m2).
4. Menghitung Volume Bekisting
Setelah mengetahui luas permukaannya, rumus untuk cara menghitung volume bekisting kolom adalah V = Luas permukaan x tinggi kolom. Jika mengambil contoh di atas, maka bisa diperoleh volume bekisting sebagai berikut: V = 15 m2 x 0,5 m = 30 meter kubik (7,5 m3).
5. Memasang Bekisting dan Mengecor Beton
Berdasarkan hasil perhitungan dimensi, dapat dibuat bekisting kolom sesuai kebutuhan. Kemudian dari hasil volume bekisting yang diperoleh, dapat diperkirakan berapa banyak volume atau jumlah beton yang harus dicor.
Setelah beton dicor dengan baik dan merata di seluruh bagian kolom, maka beton didiamkan hingga mengeras. Setelah proses pengecoran selesai dan beton sudah mencapai kekuatan yang cukup, maka struktur bekisting sudah bisa dibongkar.
Sedikit tips memasang bekisting agar kokoh, yaitu dengan memperhatikan kerataan plat lantai yang di pasang,
Toko Besi KPS Steel, Pusat Besi dan Baja Ringan untuk Pembuatan Kolom, Sloof, dan Pondasi
Untuk membuat kolom, sloof, maupun pondasi, dibutuhkan material besi dan baja yang kokoh untuk menopang struktur bekisting atau cetakannya. Sebagai solusi, toko besi terlengkap di Jakarta KPS Steel menyediakan beragam jenis besi dan baja ringan untuk pembuatan kolom, sloof, dan pondasi bangunan.
Mulai dari besi beton (baja tulangan), besi kanal, pipa besi, besi profil, plat besi, besi AS, hingga besi wiremesh, tersedia lengkap di KPS Steel. Selain material besi dan baja, kami juga menyediakan atap, mata bor, hingga tali sling untuk menunjang proses konstruksi.
Untuk mengetahui perhitungan struktur kolom, Anda bisa menggunakan panduan cara menghitung volume bekisting kolom di atas. Sedangkan untuk memperoleh berbagai produk besi bangunan terbaik, kunjungi halaman produk kami di sini, atau hubungi kami untuk melakukan pemesanan!