Apa itu scaffolding, yaitu perancah yang merupakan bagian penting dalam konstruksi bangunan. Fungsinya sangat signifikan yaitu sebagai penyangga sementara bagi pekerja konstriksi dan tempat meletakkan barang.
Di Indonesia perancah ini selalu digunakan, terutama untuk pembangunan bangunan-bangunan besar. Jenis scaffolding yang sering digunakan adalah 9 macam. Apa saja jenis perancah untuk mendukung pekerjaan konstruksi? Simak penjelasan berikut ini.
Jenis-jenis Scaffolding
Membuat scaffolding bisa saja mengharuskan pengeluaran besar sehingga banyak pemborong yang memilih pembangunan perancang dengan biaya lebih murah. Hal ini wajar saja, tapi dalam menghemat biaya juga tidak boleh mengabaikan keamanan.
Faktor keselamatan juga sangat penting sehingga tidak boleh diabaikan. Sebelum menentukan pemilihan jenis perancang, ada baiknya Anda mengetahui apa saja jenis perancang berikut ini:
1. Andang
Ini merupakan jenis scaffolding paling sederhana dan paling banyak digunakan. Biasanya dipakai untuk mengerjakan bagian bangunan dengan tinggi 2-3 meter saja. Apabila lebih dari itu, maka sebaiknya jangan gunakan andang.
Ada beberapa material yang sering dipergunakan untuk membuat andang, seperti bamboo, kayu, maupun besi. Untuk biaya yang lebih murah kebanyakan orang menggunakan andang kayu atau bamboo.
Banyak pemborong atau pemilik bangunan yang membangun andang seadanya, asalkan bisa digunakan sudah cukup. Padahal sangat penting untuk memastikannya kokoh karena akan mempermudah serta mempercepat pekerjaan tukang.
2. Frame
Jika bangunan yang dibangun punya tinggi lebih dari 3 meter, maka jenis scaffolding harus mampu mengakomodasi pekerjaan. Anda dapat menggunakan perancah frame yaitu susunan rangka pipa besi dengan ukuran tertentu.
Tiang-tiangnya disusun hingga mencapai ketinggian 10 meter. Selain untuk pekerjaan konstruksi perancang frame juga dapat dimanfaatkan meletakkan barang. Keunggulan jenis satu ini adalah mudah dipasang dan dibongkar.
Banyak pemborong memilih jenis frame karena akan bisa digunakan ulang untuk pembangunan bangunan berikutnya sehingga dapat menghemat biaya.
3. Tube and Coupler
Jika pemasangan Frame dilakukan dengan disusun, maka Tube and Coupler menggunakan cara pemasangan berbeda, batang-batang pipa yang saling terhubung diperkuat menggunakan clamps dan baut khusus.
Klem yang digunakan adalah klem mati dengan sudut 90 derajat. Lalu ada klem hidup untuk menghubungkan dua ruas pipa dengan sudut bervariasi.
Pemasangan ruas pipa harus kuat dan klem dipasang dengan erat sehingga keamanan tukang yang naik keatasnya dapat terjaga, apalagi jika membawa perkakas berat. Jadi harus dibuat sekuat mungkin dan tidak mudah bergeser.
4. Besi Beroda atau Mobile Scaffold
Jenis scaffolding berikutnya adalah besi beroda karena memang ada roda di masing-masing sudut sisinya. Materialnya dari pipa galvanis yang lebih unggul sehingga mampu menahan beban lebih berat.
Keberadaan roda membuat tipe perancang ini mudah dipindahkan dan dapat digunakan di dalam maupun luar ruangan. Ukurannya juga relative kecil sehingga tidak bisa digunakan pada ruangan terlalu tinggi.
Keunggulannya dapat digunakan sebagai andang pengecatan ruangan maupun pemasangan instalasi lainnya. Selain itu, juga irit tempat sehingga penyimpanannya mudah.
5. Perancah Kayu
Selain andang, jenis scaffolding yang menggunakan bahan kayu adalah perancah kayu. Kebanyakan jenis ini digunakan untuk pembangunan konstruksi bangunan dengan ukuran tidak terlalu besar.
Negara-negara berkembang seperti Indonesia banyak menggunakannya karena memang lebih ekonomis dalam pembuatan serta bahannya. Meskipun murah, tapi perancah ini tidak efisien sebab hanya dapat digunakan sekali.
Apabila sudah sekali digunakan harus dibongkar setelah pekerjaan selesai. Jadi, apabila Anda berniat memilih scaffolding yang dapat digunakan berulang, jangan pilih jenis ini.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Scaffolding & Perbedaannya dengan Steger
6. Besi Tanpa Roda
Jika sebelumnya jenis scaffolding adalah dengan roda, maka juga ada tanpa roda. Komponen di dalam perancah besi tanpa roda ini adalah kaki pipa, kuse, penguat vertical juga tiang sandaran.
Selain itu, juga terdapat sambungan pasak, papan pengaman, papan punggung, penopang, juga disertai anak tangga sehingga tukang mudah naik dan turun. Anda dapat menggunakannya berulang kali karena memang dibuat reuseable.
7. Perancah Menggantung
Selanjutnya ada jenis menggantung, biasanya penggunaannya hanya untuk pemasangan plat beton atau langit-langit bangunan. Jadi, hanya untuk pengerjaan bagian atas saja.
Seperti namanya, scaffolding ini memang dipasang menggantung menggunakan tali sling atau rantai yang kuat dengan tumpuan telah ditentukan. Sangat cocok digunakan pada pemasangan bagian atas bangunan-bangunan tinggi.
8. Tiang
Jenis scaffolding berikutnya adalah tiang yang dapat digunakan pada ketinggian 3 hingga 10 meter. Bahan pembuatnya harus dari material yang kuat, seperti tiang besi, pipa, bambu, maupun campuran bambu dengan besi.
Bangunan-bangunan dengan konstruksi tinggi biasanya menggunakan scaffolding ini. Memang membutuhkan biaya cukup tinggi, tapi lebih aman dan bisa digunakan lagi untuk pembangunan bangunan berbeda.
9. Dolken
Jenis yang terakhir adalah dolken yang terbuat dari kayu bulat. Namun, tidak sembarangan dolken dapat digunakan. Anda harus mencari dolken dengan diameter 6-10 milimeter.
Di Indonesia saat ini mulai dibangun bangunan hunian yang cukup tinggi. Bahkan banyak hunian pribadi dibangun dengan dua lantai sehingga membutuhkan pengerjaan bagian atas. Oleh sebab itu, scaffolding sangat diperlukan.
Baca Juga: Beragam Ukuran Scaffolding dan Fungsinya yang Harus Diketahui
Kunjungi laman produk kami untuk info mengenai produk besi yang tersedia di KPS Steel. Untuk pemesanan, silahkan mengunjungi laman hubungi kami dan klik nomer yang tersedia. Anda juga dapat mempelajari info terbaru terkait dunia konstruksi melalui laman blog kami.