Beban lateral adalah gaya yang mendorong sesuatu ke samping. Bayangkan Anda sedang berdiri dan seseorang mendorong Anda dari samping; dorongan itu mirip seperti beban lateral.
Beban ini biasanya datang dari angin yang mendorong dinding bangunan atau gempa bumi yang menggoyangkan bangunan.
Beban ini penting untuk diperhitungkan dalam desain bangunan. Tujuannya agar bangunan tetap kokoh, tidak roboh atau rusak, terutama untuk daerah rawan angin kencang atau gempa.
Pada artikel ini, KPS Steel akan memberitahu Anda semua yang perlu diketahui terkait beban lateral, mulai dari definisi hingga sistem struktur.
Beban Lateral adalah?
Beban lateral, secara sederhana, adalah gaya yang bekerja secara horizontal terhadap struktur bangunan.
Meskipun tidak terlihat, gaya ini memiliki dampak besar terhadap kestabilan dan keamanan struktur. Sebab, gaya menyebabkan bangunan bergoyang, bergerak, atau mengalami kerusakan jika tidak ditangani dengan benar.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan perhitungan yang akurat untuk menahan gaya ini. Pemilihan material yang tepat, seperti yang ditawarkan oleh KPS Steel (Distributor Besi Pulau Jawa dan Bali), juga krusial untuk menjamin kekuatan dan ketahanan bangunan.
Apa saja Tipe Beban Lateral?
Ada empat tipe beban lateral yang umum mempengaruhi struktur bangunan, baik itu rumah tinggal hingga gedung pencakar langit.
1. Beban Angin
Salah satu contoh beban lateral adalah tekanan angin yang menerpa gedung tinggi. Besarnya beban angin yang diterima sebuah bangunan tergantung pada beberapa faktor, seperti kecepatan angin, bentuk dan tinggi bangunan, serta lokasi geografisnya.
2. Beban Gempa
Beban gempa adalah gaya yang dihasilkan oleh getaran tanah selama gempa bumi. Gaya ini dapat sangat bervariasi tergantung pada intensitas gempa, jenis tanah, serta desain dan konstruksi bangunan.
Beban gempa dapat menyebabkan gerakan lateral yang signifikan pada bangunan, sehingga memerlukan desain struktural khusus untuk menyerap dan mendistribusikan gaya tersebut.
3. Tekanan Air
Tekanan air pada struktur bangunan biasanya ada pada dinding bendungan, tangki air, atau bangunan bawah tanah yang berdekatan dengan badan air. Gaya yang dihasilkan tergantung pada kedalaman air dan karakteristik fisik air itu sendiri.
4. Tekanan Tanah
Gaya dari tekanan tanah dihasilkan oleh berat tanah yang menekan struktur, seperti dinding penahan tanah atau fondasi bangunan. Umumya, gaya dipengaruhi oleh jenis tanah, kelembaban, dan perubahan suhu.
Tekanan tanah dapat menyebabkan dinding bawah tanah atau fondasi bergeser, retak, atau runtuh.
Apakah Beban Lateral Berpengaruh pada Bangunan?
Tentu beban ini memberikan pengaruh. Dampaknya bisa kecil hingga sangat besar. Adapun daftarnya adalah sebagai berikut:
1. Deformasi atau Perubahan Struktural
Deformasi ini bisa berupa pergeseran, pembengkokan, atau perubahan bentuk lain yang dapat mengurangi kestabilan dan keamanan bangunan.
2. Retak atau Kerusakan pada Material
Retakan bisa muncul pada material bangunan jika gaya lateral terlalu berlebihan, terutama pada bagian yang menanggung beban terbesar. Selain itu, retakan ini juga bisa menjadi indikator adanya masalah struktural yang lebih serius.
3. Kegagalan Fondasi
Fondasi bangunan yang tidak dirancang untuk menahan beban lateral dapat mengalami kegagalan, seperti penurunan atau pergeseran fondasi. Efek terburuknya, keseluruhan bangunan ikut terpengaruh oleh beban.
4. Resiko Runtuh
Dalam situasi ekstrem, beban lateral bisa menyebabkan runtuhnya sebagian atau seluruh bangunan. Ini sangat berisiko pada bangunan tinggi atau yang berada di daerah rawan gempa.
Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Beban Lateral?
Beban lateral adalah gaya horizontal dihasilkan dari berbagai sumber. Empat faktor perlu diperhatikan dalam merancang suatu bangunan agar tahan terhadap beban, di antaranya:
1. Tinggi dan Bentuk Bangunan
Tinggi bangunan memiliki pengaruh langsung terhadap besarnya beban lateral, terutama beban angin. Semakin tinggi bangunan, semakin besar pula gaya angin yang harus ditahan.
Bangunan dengan bentuk yang tidak simetris atau memiliki banyak sudut dan permukaan yang menonjol akan mengalami distribusi beban lateral yang tidak merata, meningkatkan risiko kerusakan struktural.
2. Lokasi Geografis dan Kondisi Lingkungan Sekitar
Lokasi bangunan sangat menentukan jenis dan besarnya beban lateral yang dihadapi. Bangunan di daerah pesisir terpapar risiko tinggi dari beban angin, sementara bangunan di daerah rawan gempa harus dirancang untuk menahan beban gempa.
Kondisi lingkungan sekitar, seperti keberadaan bangunan lain atau bentang alam, juga dapat mempengaruhi cara angin atau gempa mempengaruhi bangunan.
3. Desain Fondasi dan Struktur Pendukung
Fondasi harus mampu mendistribusikan beban ke tanah dengan efektif, sementara struktur pendukung seperti kolom, balok, dan dinding geser harus dirancang untuk menyerap dan mengalihkan beban lateral.
Desain ini harus disesuaikan dengan kondisi spesifik setiap proyek, termasuk jenis tanah, tinggi bangunan, dan potensi beban lateral yang akan dihadapi.
Bagaimana Perhitungan Beban Lateral?
Memahami apa itu beban lateral adalah langkah awal dalam merancang bangunan yang aman. Di Indonesia, perhitungan beban lateral mengikuti pedoman Standar Nasional Indonesia.
Standar (SNI 1727:2020) ada untuk memastikan keamanan dan kestabilan bangunan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangan:
- Rancangan bangunan dan strukturnya;
- Komponen struktur dan non struktural, serta sambungan lain;
- Prosedur tegangan izin tidak melebihi yang telah diizinkan;
- Prosedur berbasis kinerja untuk memastikan keandalan struktur sesuai standar.
Bagaimana Pengurangan Beban Lateral?
Untuk mengurangi beban lateral pada bangunan, Anda bisa melakukan beberapa hal. Berikut adalah daftarnya:
1. Memperkuat Struktur Bangunan
Maka dari itu, Anda perlu membuat rangka bangunan yang lebih kokoh agar bisa menahan tekanan dari samping, seperti angin kencang atau guncangan gempa.
2. Menggunakan Bahan Konstruksi yang Lebih Kuat
Pilih bahan yang lebih tahan lama untuk membangun. Misalnya, menggunakan jenis besi atau beton yang lebih mampu menahan gaya dari samping.
3. Menggunakan Teknologi Baru dan Inovatif
Beban lateral adalah penyebab utama kerusakan pada bangunan saat terjadi gempa bumi. Anda bisa menggunakan teknologi, seperti sistem post-tensioning yang bisa membuat bangunan ‘bergerak’ sedikit ketika ada gempa, sehingga tidak mudah rusak.
4. Meningkatkan Kualitas Konstruksi
Tidak ada langkah yang dilewati atau bahan yang dikurangi kualitasnya. Semua harus sesuai standar untuk memastikan bangunan itu kuat dan tahan lama.
Bagaimana Sistem Struktur terhadap Pembebanan Lateral?
Sistem struktur yang umum digunakan untuk menahan beban lateral meliputi dinding geser, rangka ruang, dan bracing.
- Dinding geser, terbuat dari beton bertulang atau baja, berfungsi sebagai elemen struktural utama yang menahan gaya lateral dan mendistribusikan beban ke fondasi;
- Rangka ruang, terdiri dari kolom dan balok yang saling terhubung untuk mendistribusikan beban secara merata ke seluruh struktur;
- Bracing, berbentuk X, V, atau K, juga efektif dalam menyalurkan beban lateral dari satu titik ke titik lain dalam struktur, sehingga mengurangi kemungkinan kerusakan;
- Sistem isolasi dasar, memungkinkan bangunan untuk bergerak secara terkontrol selama gempa.
Beban lateral adalah aspek vital dalam desain struktural yang memastikan keamanan dan kestabilan bangunan. Diperlukan pengelolaan beban lateral yang efektif agar Anda bisa menciptakan struktur yang aman dan tahan lama.
Untuk mendukung kebutuhan Anda dalam membangun struktur yang kokoh, KPS Steel Distributor Besi Pulau Jawa dan Bali, menyediakan berbagai pilihan produk besi berkualitas seperti besi beton ulir.
Kunjungi laman produk KPS Steel untuk informasi lebih lanjut mengenai ragam produk yang tersedia. Hubungi KPS Steel untuk pemesanan dan konsultasikan kebutuhan besi Anda pada tim kami, untuk menemukan besi yang paling cocok sebagai fondasi tiang dengan beban lateral bangunan!
Pelajari beragam informasi seputar besi dan konstruksi bangunan melalui laman blog KPS Steel.