Tahukah Anda bahwa terdapat beberapa jenis dak rumah yang dapat dipilih untuk mempercantik hunian? Jenis tersebut dibedakan dari material pembuatnya. Apabila hendak membangun rumah bertingkat, pastikan untuk membaca artikel ini sampai selesai.
Mungkin Anda kerap melihat beton sebagai bahan yang umum dipakai dalam pembuatan dak. Namun sebenarnya masih ada banyak pilihan material lain yang dapat dipakai. Akan tetapi, setiap jenis material tentu mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Jadi, ketika hendak membuat dak, jangan langsung berpikir untuk memakai beton. Pelajari dahulu berbagai pilihan material yang dapat dipakai. Sehingga bisa membangun dak cantik di hunian Anda.
Terdapat beragam jenis dak rumah untuk percantik hunian, diantaranya yaitu beton konvensional, bondek, keramik atau keraton, panel lantai, dan metal. Simak pembahasan berikut ini selengkapnya.
Pilihan Jenis Dak Rumah Berdasarkan Materialnya
Ketika membangun rumah bertingkat, pasti memerlukan dak. Namun, material pembuatnya dapat dipilih sesuai keperluan atau selera. Berikut ini beberapa pilihan bahan baku yang dapat dicoba.
1. Beton Konvensional
Material paling umum dalam pembuatan dak ialah beton. Bahan tersebut merupakan campuran dari semen, pasir dan kerikil. Lantas dipadukan dengan besi untuk menaikkan kelenturannya.
Sebelum menjalankan pengecoran, umumnya perlu memasang bekisting terlebih dahulu sebagai cetakan beton. Lantas, dilaksanakan proses pembesian, yaitu merangkai besi sebagai rangka plat lantai.
Langkah akhirnya ialah menuangkan adukan beton. Nantinya, beton akan mengering dan mengeras kurang lebih 20 hingga 25 hari. Keunggulan jenis dak rumah ini ialah cocok untuk beragam desain hunian.
Selain itu, pembuatan beton hanya memerlukan proses sederhana dan materialnya begitu mudah diperoleh. Akan tetapi, kekurangannya ialah waktu pengerjaan cukup lama dan menyisakan limbah cukup banyak.
2. Bondek
Bondek atau floor deck merupakan jenis dak rumah yang dikembangkan dari dak beton konvensional. Bondek ialah material alternatif yang menggantikan peran papan kayu dan tripleks sebagai bekisting.
Bondek dibuat dari besi yang mempunyai ketebalan 6 sampai 10 mm dan lebar 80 hingga 100 cm. Bondek dapat dimanfaatkan ulang jadi lebih ramah lingkungan dibandingkan memakai kayu sebagai bekisting.
Oleh sebab itu, pembuatan bondek memerlukan material lebih sedikit daripada jenis beton konvensional. Bahkan, bisa hemat adukan beton sampai 30%. Bahkan bondek mampu menggantikan peran tulangan besi di plat bagian bawah.
Kokohnya bondek juga membuat material tersebut tidak memerlukan banyak tiang penyangga sebagaimana bekisting dari triplek. Bondek benar-benar mampu menghemat pemakaian bahan bangunan.
Kekurangan dari bondek ialah harganya tergolong mahal. Tidak heran jika jenis beton konvensional masih banyak diminati oleh masyarakat tanah air. Seperti yang Anda tahu, produk dengan harga murah selalu menarik perhatian banyak orang.
3. Keramik atau Keraton
Keramik atau keraton ialah jenis dak rumah hasil modifikasi dari dak beton. Material ini mempunyai ukuran modul 25×20×10 cm. Proses pemasangan modul tersebut memerlukan pemakaian besi di bagian tengah.
Jadi, dilakukan perangkaian modul keraton terlebih dahulu. Lantas, rangkaian tersebut dinaikkan dan disusun pada bagian atas balok dinding. Sehingga dalam prosesnya tidak membutuhkan adanya bekisting.
Keunggulan lain yang dimiliki keramik ialah mampu meredam panas dan suara. Sehingga membuat penghuni rumah merasa lebih nyaman. Terutama dalam suasana kota yang pasti terasa panas akibat matahari dan suara bising kendaraan.
Keramik juga mempunyai tampilan cantik, bobot ringan dan ramah terhadap struktur bangunan. Sementara kekurangannya ialah tidak boleh dilubangi jika sudah dipasang. Sebab rawan pecah.
Baca Juga: Kedalaman Pondasi Rumah 3 Lantai yang Ideal dan Cara Mengukurnya
4. Panel Lantai
Jenis dak rumah ini tergolong dalam terobosan baru. Material yang digunakan ialah bata ringan atau umum disebut dengan hebel. Material ini memiliki ukuran panjang sampai 6 m dengan lebar 60 cm dan tebal 12,5 hingga 20 cm.
Material ini biasanya dicetak oleh pabrik sekaligus tulangan besi di bagian tengahnya. Lantas baru bisa dipasang dengan cara membaringkannya bersusun pada bangunan. Lantas, mengaplikasikan semen atau grouting pada bagian sambungannya.
Keunggulan dari bahan ini ialah tidak memerlukan bekisting dan mampu mengurangi pemakaian besi serta semen. Jadi, biaya pembangunan tergolong lebih hemat. Sementara kekurangannya berkaitan dengan waktu pemesanan.
Anda perlu memesan panel lantai di pabrik dalam waktu cukup lama. Bahkan bisa menunggu sampai 2 bulan untuk memperoleh produk tersebut. Tidak hanya itu, material tersebut tidak sesuai dengan desain rumah yang memiliki banyak lekukan.
5. Metal
Jenis dak rumah yang dapat Anda pertimbangkan selanjutnya ialah metal. Metal atau pelat baja berguna sebagai floor decking tatkala membangun dak. Material ini memiliki bentuk bergelombang dan terdapat tonjolan atau embossment.
Embossment berguna dalam mencegah pergeseran beton. Kemudian juga mampu mencegah terjadinya retak rambut. Umumnya ketebalan metal disesuaikan dengan bentangan dak yang diperlukan.
Jika bentangannya cukup besar, maka pelat baja yang dipakai juga tebal. Biasanya hunian memerlukan ketebalan 6 sampai 8 mm. Metal mempunyai keunggulan pemasangan mudah dan cepat. Bobotnya tergolong ringan dengan harga murah.
Kekurangan bahan metal ialah mampu melemahkan gaya inersia. Hal tersebut disebabkan oleh bahannya yang komposit. Jadi, defleksi atau lendutan material ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pelat jenis lainnya.
Baca Juga: 11 Inspirasi Model Dak Teras Rumah Minimalis Modern
Ketika hendak membuat dak, penting untuk membeli bahan pelengkap berkualitas. Misalnya saja membeli besi untuk tulangan. Beragam jenis material besi dapat dibeli secara mudah dan murah melalui KPS Steel.