Menjadi struktur yang berperan menahan beban seperti kolom hingga pondasi, beton perlu Anda ketahui kualitasnya melalui uji kuat tekan beton. Selain mengetahui daya tahan beton terhadap struktur bangunan, uji kekuatan beton tersebut menjamin bahwa beton sudah layak dan aman untuk digunakan.
Lalu, bagaimana menghitung kuat tekan pada beton? Simak lebih lengkap beserta faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan melalui pembahasan di bawah ini.
Pengertian Uji Kuat Tekan
Uji kuat tekan merupakan pengujian mekanik dengan tujuan mengukur dan mengetahui kekuatan benda terhadap besar gaya tekannya. Melalui uji kuat tekan, benda paling besar pun dapat Anda ukur kekuatannya.
Pada konstruksi bangunan, uji kuat tekan merupakan ketentuan teknis yang menjadi kewajiban untuk dipenuhi. Fungsi serta besar alat pengujian akan menyesuaikan dengan gaya serta arah benda yang kekuatannya perlu diuji.
Seberapa besar sebuah benda yang diuji pasti sudah distabilkan dengan alat untuk uji tekan, sehingga hasil pengukuran pun lebih akurat.
Mengapa Uji Kuat Tekan Beton Sangat Penting?
Pada beton, uji kuat tekan dilakukan pada sampel beton sebagai upaya memperoleh estimasi kekuatan beton terhadap tekanan pada struktur existing. Bentuk beton yang menjadi sampel bisa kubus atau silinder, sebagai perwakilan campuran betonnya.
Uji kuat tekan beton akan menghasilkan besaran beban beton per satuan luas yang akan membuat sampel beton hancur apabila terbebani suatu gaya tekan dari mesin penekan. Pengujian tersebut dilangsungkan dalam periode yang variatif, mulai dari 3 hari hingga 28 hari.
Setiap batas periode akan menunjukkan kekuatan beton. Pada periode 28 hari, 99% kekuatan beton terlihat. Artinya, semakin lama periode uji tekan maka kualitas dan kekuatan beton bisa diandalkan.
Lantas, apa pentingnya uji kuat tekan pada beton? Jawabannya adalah agar kontraktor suatu proyek bangunan dapat mengetahui kesesuaian kekuatan beton dengan struktur bangunan. Mengetahui kuat tekan beton pun akan membantu Anda mengidentifikasi sifat fisik pada beton, seperti kuat tarik belah beton hingga kuat geser beton.
Jika uji kuat tekan pada beton belum dilangsungkan, maka proyek bangunan tidak akan melanjutkan tahap konstruksi seperti pengecoran. Hanya setelah kontraktor menerima data hasil uji yang valid kemudian konstruksi dilanjutkan.
Penggunaan Besi Beton Ulir dari KPS Steel pada konstruksi beton akan mendukung kelancaran pembangunan. Selain tersedia dalam ukuran yang lengkap, mulai dari 8 mm hingga 36 mm, besi beton pun terjamin SNI sehingga mutunya terpercaya.
Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Beton
Setelah mengetahui tentang uji kuat tekan pada beton, berikut ini faktor-faktor kekuatan beton yang perlu Anda pahami:
1. Kualitas Semen
Semen sebagai salah satu bahan utama berfungsi sebagai lem pada beton. Semen yang berkualitas akan menjamin beton memiliki kuat tekan yang optimal. Maka dari itu, pemilihan semen pun perlu Anda lakukan dengan selektif agar ketika dicampur dengan bahan lain hasilnya ideal.
2. Sifat dan Proporsi Campuran Beton
Pada tahap awal pembuatan beton, terdapat sifat serta proporsi yang perlu diperhatikan agar Anda mendapatkan mutu beton yang sesuai. Proporsi serta sifat dengan pengaruh paling signifikan yaitu tipe semen, rasio semen dan air, lalu air campuran, hingga agregat.
3. Pemeliharaan (Curing)
Setelah pembuatan beton selesai, perlu dilakukan pemeliharaan atau curing secara berkala untuk menjamin performa beton terjaga. Bila tidak curing dengan rutin, maka kuat tekan beton pun berisiko turun sebanyak 30%.
4. Proses Pengujian
Uji kuat tekan pun menjadi faktor yang mempengaruhi daya tahan beton. Ini akan dilakukan sebelum beton didistribusikan dan digunakan dalam proyek bangunan. Proses uji akan berlangsung ketika usia beton 3 hari, 7 hari, hingga 28 hari.
Setiap kali pengujian, sertakan 2 beton agar mendapat nilai kuat tekan beton yang ideal. Jadi, kekuatan beton pun terjamin dan fungsinya sebagai penahan beban bisa optimal.
Baca Juga: Perencanaan dan Tips Renovasi Rumah Tua yang Wajib Anda Ketahui
Perhitungan Rumus Kuat Tekan Beton
Dalam proses uji kuat tekan pada beton, rumus yang digunakan untuk menghitung nilainya adalah:
fc = P / A
Lebih tepatnya, fc merupakan kuat tekan pada beton, P adalah beban runtuh yang bisa diterima beton, dan A merupakan luas beton.
Beberapa contoh konversi nilai kuat tekan pada beton berdasarkan perhitungan standarnya:
- Beton seberat 175 kg/cm2 modulus elastisitasnya adalah 15 MPa
- Beton seberat 275 kg/cm2 modulus elastisitasnya adalah 23 MPa
- Beton seberat 400 kg.cm2 modulus elastisitasnya adalah 33 MPa
Demikian informasi tentang uji kuat tekan beton beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk melengkapi konstruksi pada beton, menggunakan Besi Beton Ulir dari KPS Steel bisa menjadi langkah yang tepat.
KPS Steel merupakan distributor besi yang melayani bulk buying dan menerima pengiriman ke Pulau Jawa dan Bali. Produk-produknya, terutama Besi Beton Ulir, terjamin SNI sehingga memadai untuk mendukung konstruksi beton pada bangunan.