Anda tentu ingat alat pengikat (fastener) pada struktur baja yang disebut paku keling (rivet).
Ya, sambungan paku keling (riveted joints/connection) pernah disinggung sekilas dalam artikel Sistem Sambungan Pada Struktur Baja. Nah, pada artikel ini KPS Steel, distributor besi Jakarta, hendak menambahkan berbagai informasi terkait sambungan paku keling. Yuk, lanjutkan membacanya!
Baca Juga: Pemasangan Sambungan Baut pada Struktur Baja
Seluk Beluk Paku Keling
Seperti baut, paku keling (rivet) memiliki penampang bulat dan berkepala. Bentuk kepalanya beragam, seperti bulat, kerucut terpancung (konis), terbenam, dan silinder datar. Selain itu, paku keling tidak berulir dan tidak menggunakan mur/pengunci. Diameter (d) paku bervariasi, sekitar 2 mm s/d 37 mm. Panjangnya juga bervariasi, tetapi pada prinsipnya ketebalan baja yang dikeling tidak dapat lebih dari 4d.
Paku keling dibuat dari baja karbon rendah yang kuat dan mudah dibentuk. Sifat ini dibutuhkan karena dalam pengelingan harus dibentuk kepala baru yang akan berfungsi sebagai pengunci. Sambungan paku keling cocok diaplikasikan pada konstruksi permanen. Walaupun sambungan dapat dibongkar—dengan cara memotong kepala paku—tetapi hal ini tidak disarankan karena bagaimanapun pembongkaran paksa berpotensi merusak material.
Pengerjaan Sambungan
Proses penyambungan dengan paku keling yang disebut pengelingan adalah proses yang mirip dengan sambungan baut, namun penyambungan ini tidak dikunci dengan mur. Paku keling dimasukkan ke lubang yang telah dibuat sesuai gambar kerja. Saat memasukkan, kepala paku ditekan dan secara bersamaan ujung lainnya dipukul atau ditekan kuat sampai terbentuk kepala baru yang akan mengunci sambungan. Pukulan dapat dilakukan secara manual atau dengan alat elektrik. Untuk mendapat gaya jepit yang kuat sebelum pengelingan dilakukan proses pemanasan terhadap paku keling. Pemanasan ini dilakukan untuk memicu proses pemuaian dan penyusutan.
Dikenal dua tipe sambungan paku keling. Pertama, kampuh berimpit (lap joint), yaitu dengan menumpuk dua keping baja dan mengelingnya. Yang kedua, kampuh bilah (butt joint), yaitu dengan menyandingkan dua keping baja lalu menambahkan pelat pada satu atau kedua sisinya kemudian mengelingnya.
Kegagalan Sambungan
Pengelingan yang tidak sesuai standar berpotensi menimbulkan kegagalan sambungan dan akan berdampak pada kegagalan struktur. Kegagalan ditandai dengan beberapa bentuk kerusakan pada keping baja dan/atau paku keling. Bentuk kerusakan pada keping baja, antara lain adalah robek pada bagian ujung pelat atau sepanjang garis pengelingan. Sementara kerusakan paku (patah) dapat terjadi karena pengaruh gaya geser. Kerusakan juga dapat terjadi bila bekas pengeboran pada lubang terdampak karat. Oleh karena itu pada akhir pekerjaan harus dilakukan pelapisan anti karat serta dilanjutkan dengan perawatan.
Baca Juga: Sambungan Las Dan Proses Pengelasan Pada Struktur Baja
Sekian tambahan informasi tentang sambungan paku keling, semoga bermanfaat. Sementara untuk informasi terkait material besi/baja berkualitas, kami persilakan Anda menghubungi staf KPS Steel, distributor besi Jakarta. Anda juga dapat mengunjungi kami di sini.