Membangun rumah untuk dijadikan hunian memiliki banyak hal untuk dipertimbangkan. Salah satu hal yang harus dipertimbangkan saat akan membangun rumah yaitu jenis-jenis tanah dan kondisinya.
Anda tidak bisa membangun rumah di atas tanah secara sembarangan. Hal ini bisa membahayakan Anda dan keluarga jika ternyata tanah yang Anda pilih tidak cukup baik untuk menahan konstruksi bangunan.
Apabila sudah mengetahui jenis tanahnya, Anda bisa menentukan pondasi jenis apa yang cocok untuk hunian Anda. Agar lebih paham terkait jenisnya, Anda patut kenali 12 Jenis Pondasi Rumah yang Wajib Anda Pahami.
Oleh sebab itu sebelum membangun rumah, selalu dilakukan pengujian tanah untuk mengetahui seberapa reaktif tanah yang akan dibangun hunian. Hal itu juga untuk memastikan jika tidak ada kondisi fisik atau kimia yang bisa merusak rumah Anda nantinya.
Jenis-jenis Tanah Berdasarkan Ukuran Partikelnya
Mempersiapkan bahan bangunan seperti besi dari KPS Steel, semen, dan lain sebagainya memang penting. Namun ada yang lebih penting lagi yaitu mengenali sejumlah jenis tanah berdasarkan ukuran partikelnya sebagai berikut:
- Tanah dengan ukuran partikel kasar, tanah jenis ini berisi kerikil dan pasir.
- Tanah dengan ukuran partikel halus, contoh dari tanah berpartikel halus yaitu tanah liat.
- Tanah dengan organik tinggi, tanah yang memiliki tingkat organik tinggi yaitu tanah gambut.
Jenis-jenis Tanah Berdasarkan Bahan dan Proses Pembentukannya
Anda juga perlu mengetahui sejumlah jenis tanah didasarkan bahan serta proses pembentukannya. Di bawah ini merupakan daftar dan penjelasannya:
1. Tanah Aluvial
Jenis ini merupakan tanah yang bisa Anda temui di sepanjang aliran sungai. Tanah aluvial memiliki bentuk seperti endapan lumpur yang dibawa oleh aliran air sungai.
Kandungan dan sifat dari tanah aluvial sangat dipengaruhi oleh material yang dikandung oleh air sungai yang melewatinya. Teksturnya yang lembut dan mudah untuk digarap atau subur membuat tanah aluvial lebih cocok jika digunakan untuk pertanian.
Karakter tanah aluvial berwarna coklat dan bentuknya mirip dengan tanah liat. Tanah aluvial sangat mudah menyerap air serta memiliki kandungan mineral yang banyak.
Jika digunakan pada pertanian, tanah aluvial bisa bermanfaat untuk melancarkan irigasi serta menyimpan cadangan air untuk tanaman. Bagaimana untuk membagun rumah? Tentu jenis tanah ini kurang cocok.
2. Tanah Humus
Humus dikenal dengan sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang mengalami penguraian oleh organisme yang ada di dalam tanah. Bisa dikatakan jika tanah satu ini terbentuk dari pelapukan yang terjadi pada daun, ranting, serta bagian tumbuhan lainnya.
Tanah humus memiliki karakter warna tanah yang gelap serta memiliki sifat gembur dan memiliki daya serap yang tinggi. Tanah humus banyak ditemukan di kawasan tropis.
Tanah ini termasuk jenis-jenis tanah yang cocok jika Anda ingin membangun rumah di atasnya dan membangun perkebunan di halaman rumah. Kandungan air yang tinggi serta memiliki sumber nutrisi yang cukup dapat membuat tanaman di kebun Anda tumbuh dengan sehat.
3. Tanah Kapur
Tanah kapur terbentuk dari pelapukan yang terjadi pada batuan kapur. Batuan kapur tidak kaya akan unsur hara, sehingga berbeda dengan tanah humus, tanah kapur bukanlah tanah yang subur.
Tanah kapur dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu tanah renzina dan tanah mediteran. Tanah kapur umumnya sangat tipis dan tidak mampu untuk menyerap air dan menampungnya. Tanah jenis ini kurang cocok untuk Anda jadikan landasan hunian.
4. Tanah Pasir
Tanah pasir terbentuk dari pelapukan batuan pasir. Anda bisa menemuinya di sekitar pantai dan daerah kepulauan. Tanah pasir memiliki sifat porous atau berpori yang membuatnya mudah untuk dilalui air. Meski begitu tanah pasir bukan jenis tanah yang memiliki kandungan mineral.
Teksturnya yang kasar seperti kerikil, tanah pasir biasanya digunakan untuk bahan bangunan. Tanah ini termasuk jenis-jenis tanah yang cocok untuk membangun rumah karena cukup kuat untuk menopang bangunan rumah Anda.
Namun, bila struktur tanah pasir lebih banyak struktur pasirnya, tanah satu ini tidak ideal untuk membangun rumah lebih dari satu lantai. Oleh karenanya, sebelum membangun rumah di atas tanah ini Anda perlu melakukan uji beban pada tanah pasir untuk memastikan ketahanan tanah dalam menopang pondasi bangunan.
5. Tanah Vulkanik
Tanah Vulkanik terbentuk dari letusan gunung berapi, sehingga memiliki kandungan unsur hara yang tinggi dan membuat tanah ini memiliki tingkat kesuburan yang baik.
Tanah vulkanik memiliki karakter berwarna hitam pekat di bagian atasnya dan berwarna coklat kemerahan pada bagian bawahnya. Anda bisa membangun hunian di atas tanah ini.
Tanahnya yang subur mendukung untuk Anda bercocok tanam di halaman rumah. Karena tanah vulkanik memiliki nutrisi yang bagus. Namun, kekurangan dari tanah yaitu rentan akan erosi yang jika terjadi bencana struktur tanah mudah terbawa.
6. Tanah Gambut
Tanah satu ini terbentuk dari rerumputan atau bahan organik hutan yang mengalami pelapukan. Tanah gambut memiliki kandungan unsur hara yang rendah dan kandungan asam yang tinggi.
Karakternya yang memiliki kegemburan sangat tinggi membuat tanah ini tergolong dalam jenis-jenis tanah yang tidak cocok untuk dijadikan landasan rumah. Karena meski tanah gambut ditimbun dengan material lain tidak lantas membuatnya padat dan cocok untuk didirikan hunian.
Jika Anda membangun di atas tanah dengan kegemburan berlebihan seperti tanah gambut, akan berisiko tinggi membuat tanah ambles karena tidak mampu menopang struktur bangunan. Tanah gambut biasanya ditemukan di cekungan antara sungai, daerah pesisir, dan area genangan air rawa.
7. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah yang terbentuk dari hilangnya unsur hara dalam tanah yang diakibatkan oleh erosi. Sehingga unsur hara pada tanah satu ini sangat minim karena mudah sekali larut dan terbawa oleh air hujan.
Dengan kadar asam netral dan pH netral, tanah laterit dapat digunakan untuk area penyerapan air. Tanah satu ini biasanya digunakan sebagai material untuk membangun rumah.
Artinya tanah satu ini bisa Anda gunakan untuk membangun hunian dan mampu untuk menopang struktur bangunan rumah Anda.
Kini, Anda sudah mengetahui jenis-jenis tanah untuk sebagai bahan pertimbangan ketika akan membangun rumah. Dengan begitu, Anda bisa membangun rumah dengan lebih aman karena memahami apa yang terkandung dalam tanah dan seberapa reaktif tanah yang nantinya akan dijadikan landasan hunian Anda.
Selain tanah yang bagus, untuk membangun hunian yang aman dan nyaman untuk dihuni, Anda juga membutuhkan bahan bangunan yang kuat dan berkualitas. Jika Anda salah memilih hal ini akan sangat berpengaruh pada ketahanan bangunan. Bahan bangunan dengan kualitas yang rendah tentu akan mudah untuk hancur ketika terjadi bencana seperti gempa.
Agar rumah Anda tahan terhadap gempa, Anda juga perlu mengetahui Cara Memperkuat Pondasi Rumah agar Lebih Kokoh. Tujuannya adalah supaya bangunan hunian Anda bisa bertahan lama dan aman dari segala potensi kerusakan.
Oleh karena itu, Anda perlu memilihnya dengan cermat. Apabila Anda membutuhkan bahan besi untuk kebutuhan bangunan Anda, KPS Steel memiliki produk besi berkualitas tinggi dan cocok untuk bangunan hunian Anda.
Silakan hubungi kami di sini jika Anda menginginkan besi kuat dan berkualitas, serta pengiriman tepat waktu untuk bangunan hunian Anda. Tim KPS Steel akan mendistribusikan pada Anda sesuai dengan deadline yang disepakati dan tidak membuat pembangunan hunian Anda jadi terhambat!