...

Cara Menghitung Kebutuhan Overstek Atap untuk Hunian Anda

cara menghitung overstek atap kps steel distributor besi jakarta

Bagian atap memiliki fungsi yang sangat penting bagi sebuah rumah, sehingga bagian overstek atap menjadi hal tidak boleh dilupakan. Namun, apakah Anda mengetahui apa yang dimaksud dengan overstek dan bagaimana menghitungnya?

Sebagian orang mungkin tidak mengetahui dan mengerti mengenai apa yang dimaksud dengan overstek ini. Akan tetapi, para tukang atau arsitek sudah pasti memahaminya. Jadi, kebanyakan orang menyerahkan saja perhitungannya kepada tukang atau pemborong.

Pengaturan seperti itu memang mudah, tapi bagi Anda yang ingin menghitung dengan benar biaya membangun rumah atau sedang ingin mencoba memperhitungkan biaya pembangunan rumah dengan angka tepat, maka harus tahu mengenai overstek dan perhitungan biayanya.

Sebab jika tidak masuk dalam perhitungan awal, ketika membangun rumah Anda mungkin akan mengeluarkan biaya ekstra sehingga cukup memengaruhi budget pembangunan yang sudah disediakan. Mari mengenal apa itu overstek dan cara menghitungnya berikut ini.

Apa itu Overstek?

Overstek atap merupakan diperhitungkan sebagai bagian luar dari bagian teratas bangunan, karena letaknya di sisi bagian terluar dan tidak termasuk atap atau berdiri sendiri. Dapat juga dibangun pada bangunan dengan lantai dua lebih luas dari lantai dasar.

Selain itu, juga bisa dipasang sebagai pelindung kusen maupun dinding bangunan sehingga tidak terdampak langsung dengan air hujan maupun sinar matahari. Dengan demikian bagian dinding luar akan lebih tahan lama, baik materialnya maupun cat luarnya.

Biasanya, bagian overstek atap dibangun tanpa tiang, dinding, atau kolom sehingga terlihat menggantung. Bisa dibuat dari bahan cor-coran semen atau beton dengan jarak mulai dari 1 meter hingga 1,5 meter.

Pembangunnanya bisa lurus maupun dimiringkan sesuai dengan ketinggian bagian atas rumah atau ketinggian lantai atas. Nama lainnya adalah lebihan atap, karena memangan kebanyakan dibuat pada bagian tersebut.

Karena dibangun pada bagian atas dan melebihi luas rumah, maka panjang dan lebar overstek atap perlu diperhitungkan dengan baik. Ada beberapa faktor yang memengaruhinya, seperti ukuran bagian atas rumah dan pemanfaatannya.

Selain itu, perlu juga diperhatikan luas lahan yang dimiliki. Sangat disarankan untuk membuat pengukuran terlebih dahulu sebelum membangun, apalagi jika lahan sempit dan bangunan rumah dekat dengan rumah lainnya.

Sebab pembangunannya bukan hanya memerhatikan berapa luas rumah saja, tapi juga lahan dan perbatasan dengan bangunan lain, jalan, lahan orang lain, juga berbagai faktor lainnya.

Baca Juga: Mengenal Apa itu Overstek Atap, Fungsi dan Beragam Jenis-Jenisnya

Cara Menghitung Ukuran Overstek

Jika dilihat dari ukuran yang sering digunakan overstek atap adalah 1,5 meter dari batas bangunan. Namun, kebanyakan tukang akan membuatnya sesuai dengan luas bangunan, tinggi atap, juga tingkat kemiringan sehingga mendapatkan ukuran paling tepat.

Agar lebih pas dan sesuai dengan bangunan yang dibuat, maka Anda bisa menggunakan estimasi batasan berikut ini:

1. Memanfaatkan Bidang Mendatar

Apabila Anda memanfaatkan bidang mendatar sebagai lantai bangunan, maka jarak bebas dihitung berdasarkan garis proyeksi bidang terluar dari lebihan atap tersebut. Misalnya, ada bidang mendatar seukuran 80 cm setelah kemiringan atap rumah/bangunan, maka akan diukur setelah 80 cm tersebut.

Jadi, apabila ada bidang datar setelah bagian atas rumah, baik datar maupun miring, maka perhitungan jaraknya setelah bagian tersebut.

2. Tidak Memanfaatkan Bidang Mendatar

Apabila bidang datar tidak dimanfaatkan sebagai lantai bangunan, maka perhitungan overstek atap mulai dari as kolom terluar dari blok bangunan atau bagian terluar dari sisi miring. Biasanya digunakan apabila menggunakan desain atap miring tanpa adanya bagian plat di bagian terluar kemiringan.

Untuk menentukan panjang paling tepat untuk bangunan Anda bisa menggunakan rumus berikut:

Overstek miring (Os) = panjang overstek datar dibagi kemiringan atap.

Agar lebih mudah memahaminya, anda bisa coba lihat contoh berikut ini:

Misalnya sebuah atap bangunan ukurannya 6×6 meter dan sudut kemiringan adalah 35 derajat. Dengan overstek datar 80 cm, maka untuk menghitung ketinggiannya adalah:

Tinggi atap = ½ x lebar bangunan x kemiringan

= ½ x 6 x tan 35 (0,7)

= 3 x 0,7 = 2,1 Jadi tinggi bagian atap adalah 2,49.

Lalu lanjutkan dengan menghitung bidang miring:

Kemiringan = ½ lebar bangunan : kemiringan sudut

= ½ x 6 : 0,8 = 3,75 Jadi, kemiringannya adalah 3,75 meter.

Kemudian menghitung  overstek atap:

Os = 80 : 0,8 = 100 cm atau jika dijadikan meter adalah 1 meter.

Untuk total sisi sayap ditambah dengan overstek miring menjadi 4,75 meter (kemiringan+overstek).

Untuk mendapatkan perhitungan yang paling tepat, Anda bisa menyesuaikan dengan ukuran bangunan masing-masing. Sebab pengukuran tinggi serta panjang sisi miring dan besarnya derajat sudutnya akan memengaruhi hasil perhitungan yang dilakukan.

Jika masih kurang mengerti atau khawatir melakukan kesalahan perhitungan dapat meminta bantuan tukang maupun pemborong yang dipekerjakan.

Pembangunan sebuah rumah memang tidak bisa sembarangan, sebab akan dijadikan sebagai tempat berlindung para penghuninya. Oleh sebab itu, Anda perlu melakukan perhitungan matang, mulai dari desain, material, upah tukang, dan waktu pembangunannya.

Salah satu bagian penting adalah atap yang harus ditentukan bentuknya juga materialnya agar kokoh dan bertahan lama. Selain itu, perhatikan juga kebutuhan akan overstek atap dan hitung menggunakan cara yang sudah kami berikan di atas.

Baca Juga: Bagaimana Cara Menghitung dan Memasang Kuda-Kuda Baja Ringan

Jika Anda tertarik untuk mempelajari informasi yang lebih lengkap mengenai beragam jenis besi, kunjungi blog kami untuk info terbaru. Kunjungi juga laman produk kami untuk informasi lengkap mengenai ragam jenis di KPS Steel, hingga atap. Sebagai distributor besi Jakarta terpercaya, Anda juga dapat melakukan pemesanan secara online, hubungi kami melalui WhatsApp.

Bagikan Artikel :